PERAN PERAWAT DALAM
MENERAPAN TELE-ICU DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN INTENSIF
Oleh
MISFATRIA NOOR
Abstrak
Tele-ICU bertujuan untuk meningkatkan standar
perawatan di ICU yang tujuan akhirnya meningkatkan kesehjateraan pasien.
Peningkatan standar dilakukan dengan obsevasi keadaan pasien dan monitoring
kinerja perawat ICU yang merupakan bagian dari supervisi. Tele-ICU berperan
meningkatkan peran perawat untuk profesi perawat sendiri dan profesi lain dalam
bentuk kolaborasi Tele-ICU merupakan tehnologi baru sehingga perlu dikaji,
termasuk pengembangannya model staffing, issu yang terintegrasi, kemampua
terhadap integrasi keperawatan, dan minat dari area lain. Peran perawat tidak
bisa diabaikan karena berperan dari sebagai pengguna sampai pengembangan
tele-ICU. Meningkatnya
intensitas pekerjaan bagi staff di ruang pelayan ICU menuntut adanya suatu pengembangan
teknologi kesehataan yang membantu dan memudahkan pekerjaan . Harapan terhadap
hasil pelayanan yang terbaik untuk dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan
dalam pelayanan perawatan merupakan tujuan yang akan dicapai. Banyak lembaga
pelayanan di ICU mengalami kekurangan tenaga, sumber daya keuangan serta
semakin kompleksnya masalah yang dihadapi petugas dan pasien dikembangkanlah
suatu metode pelayanan yang efektif dengan pemanfaatan kemajuan teknolgi. Salah
satu pemanfaatan kemajuan tersebut adalah Tele-ICU. Dimana Tele-ICU adalah
menggunakan teknologi informasi (TI) dan pendekatan baru untuk komunikasi dan
alur kerja berbasis populasi ditatanan pelayanan ICU. Perkembangan teknologi
informasi telah mempengaruhi cara manusia dalam melakukan kegiatan dunia
kesehatan. Tulisan ini memaparkan bagaimana kemajuan IT bisa digunakan untuk
konsep teleICU. Namun keterbatasan teknologi hardware, software maupun bandwidth
mempengaruhi perkembangan teleICU di Indonesia.
Kata Kunci : tele-ICU,
keperawatan intensif
Latar Belakang
Perawatan intensif merupakan pelayanan
keperawatan yang saat ini sangat perlu untuk di kembangkan yang bertujuan
memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversibel,
memberikan asuhan pada pasien yang memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa
pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan umum memberikan
pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau adanya kerusakan organ
umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian yang dapat dihindari pada
pasien-pasien dengan penyakit kritis Intensive
Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah,
dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera
atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa ataupun yang potensial. ICU
menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan
tersebut. Dalam 3 dekade terakhir, permintaan untuk layanan ICU di Amerika
Serikat telah meningkat. Harapan hidup rata-rata meningkat, dengan perkiraan
bahwa penduduk AS di atas usia 65 tahun akan meningkat sebesar 50% pada tahun
2020, dan 100% di 2030. Sebagai usia rata-rata peningkatan populasi dan
kompleksitas kemajuan penyakit kronis, permintaan untuk jasa perawatan kritis
diperkirakan akan terus tumbuh secara proporsional
Tele-ICU merupakan salah suatu metode
pelayanan yang menerapkan kemajuan berbasis teknologi informasi dibidang
pelayanan kesehatan. Dimana penerapan dari Tele – ICU bertujuan untuk
meningkatkan standar perawatan yang akhirnya akan meningkatkan kesehjateraan
klien yang mendapat pelayanan di ruang ICU . Penerapan Tele – ICU dalam
pelayanan kesehatan diharapkan akan meningkatkan peran perawat dan profesi lain
dalam melakukan observasi serta peningkatan standar pelayan keperawatan yang
dilakukan.. Inovasi tehnologi sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan di
ruang ICU yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Seiring
dengan bertambahnya kompleksitas masalah di ICU. Salah satu inovasi tekhnologi
tersebut adalah penerapan Tele-ICU diruang perawatan intensif. Tele-ICU
merupakan salah satu inovasi kemajuan dunia teknologi yang akan meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di ICU seiring dengan bertambahnya tuntutan kemajuan
ilmu dunia kedokteran dan keperawatan.
Penerapan Tele –ICU dalam bidang keperawatan
bukan berarti akan mengabaikan peran perawat yang sesungguhnya, karena
penerapan Tele-ICU yang baik dan benar akan meningkatkan kepuasan dan
efektifitas terhadap pelayanan yang diberikan sehingga dituntut peran perawat
yang handal sebagai pengguna Tele ICU serta pengembangan lebih lanjut. Tele-ICU
awalnya dikenalkan pada tahun 1982 oleh Grundy dan rekan, 10 dengan
telemedicine diperkenalkan sebagai on-demand sarana konsultan jaringan
perawatan kritis dengan kurangnya intensivists. Tele-ICU telah berkembang
menjadi penggunaan pemantauan terus menerus dan berbagi informasi antara
samping tempat tidur dan pusat pemantauan, dengan dua arah interaktif
audio-video teknologi untuk menghubungkan praktisi perawatan kritis dan pasien.
Ada beberapa penyedia tele-ICU, termasuk Philips-VISICU (Andover, MA).
Philips-VISICU saat ini memasok tele-ICU infrastruktur teknologi untuk 42
sistem kesehatan, yang meliputi 5.900 tempat tidur (kisaran 28-406 tempat
tidur).
Tehnologi sistem informasi terbaru yang
digunakan di ICU adalah Tele-ICU. secara definisi tele mengandung makna seperti
tele-health, tele-nursing, atau tele-medicine, tetapi secara konsep sama.
Tele-medicine didefinisikan sebagai seperangkat peralatan yang digunakan untuk
informasi medis via komunikasi elektronik untuk meningkatkan status kesehatan
dan bukan merupakan suatu pendekatan perawatan pasien. Tele-health merupakan
tehnologi yang menggunakan peralatan komunikasi yang dikembangkan secara ahli
di bidang medis, kualitas tinggi, komunikasi audiovisual dua arah yang
memungkinkan antara provider dan pasien. Tele-nursing digambarkan sebagai
penggunaan tehnologi komnikasi oleh perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Sebelum pengembangan
teleICU, selama ini perawat telah menggunakan teknologi tele-komunikasi dalam
perawatan kesehatan seperti menggunakan telepon dalam pelaporan kondisi dan
status pasien. Dalam proses keperawatan perawat menggunakan peralatan untuk
manajemen kasus, pendidikan pasien,dan intervensi krisis. Informasi dalam
keadaan darurat membutuhkan proses seperti kreasi, retrieval, filter, dan
organisasi yang secara otomatis ditampilkan dalam kondisi klinis yang tepat,
dan waktu yang tepat. Untuk aktifitas kegiatan pelayanan tersebut maka
dikembangkanlah suatu system yang efektif dan efisien dalam memberikan
pelayanan pada pasien di ICU. Salah satunya adalah teleICU yang merupakan salah
satu penerapan tekhnolgi yang berbasis IT. Terpapar lingkungan ICU yang terus
menerus bagi perawat akan menyebabkan kelelahan, dan kehilangan konsentrasi
sehingga dapat menimbulkan kesalahan yang membahayakan keselamatan pasien.
Kadangkala perawat di ICU tidak hanya mengelola satu pasien, tetapi pasien lain
juga membutuhkan perhatian yang tinggi dan segera. Perawatan intensif
membutuhkan perpindahan yang cepat dimana membutuhkan peralatan yang memberikan
informasi untuk merencanakan perkembangan pasien, desain proses keperawatan,
dan lingkungan fisik dimana membutuhkan cara yang berbeda dibandingkan metode
tradisional.
Pengembangan tele-ICU membutuhkan peran
perawat profesional yang memiliki kemampuan yang baik dalam menerima
perkembangang kemajuan teknologi dibidang kesehatan, Sehingga perawat
diharapkan mampu beradaptasi dengan kemajuan tersebut dan mampu meningkatkan
ilmu dan ketrampilannya. Dengan pemanfaatan kemajuan tekhnologi tersebut akan
meningkatkan jumlah pengelolaan pasien secara efisien. Tele-ICU merupakan
bagian tele-nursing yang mempunyai peluang dalam meningkatkan perkembangan
ketrampilan dimana perawat dapat memainkan perannya dengan tenaga medis lain. Penerapan
tele ICU merupakan implikasi dari teknologi telemedicine dalam perawatan pasien
ICU. Sistem tehnologi ini terdiri dari berbagai vendor, komponen hardware yang
spesifik dan sofware serta gabungan antara tele-ICU dan tim perawatan. Tim
Tele-ICU membutuhkan akses yang sama dengan tim perawatan untuk berbagai elemen
data yang berhubungan dengan pasien (seperti : tanda vital, hasil laboratorium,
radiologi, terapi, dan advise) untuk mendapatkan status pasien yang akurat dan
identifikasi yang aktual maupun potensial berkaitan dengan issu-issu perawatan
pasien
Tehnologi tele-ICU bersifat relatif dari satu
sistem terhadap sistem lain, program staffing diperlukan untuk kebutuhan rumah
sakit menjalankan sistem yang membutuhkan sumber daya. Tele-ICU beroperasi
selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu dan saat staff intensive care
bisa melakukan kontak dengan intensitivist selama 15 – 20 jam setiap hari.
Tele-ICU merupakan suatu mata kedua yang mendukung kelangsungan klinis.
Tele-ICU dengan kolaborasi tim perawatan ICU (baik perawat maupun dokter) akan
mendukung perawatan tanpa adanya distraksi dan tenaga pelayanan akan mampu
melakukan tindakan dalam hitungan menit yang akan membawa perubahan. Tele-ICU
bukan bermaksud untuk menggantikan perawat klinis yang selalu bertugas
disamping pasien, tapi lebih mengarah terhadap peningkatkan standarisasi asuhan
keperawatan yang diberikan khususnya pelayanan di ICU.
Penerapan peralatan audio/video berperan
sebagai mata dan telinga tim tele-ICU. Kamera dengan resolusi tinggi didukung
speaker memungkinkan tim tele-ICU dapat berkomunikasi dengan petugas kesehatan
memberikan saran setelah melakukan tindakan, kondisi pasien, dan diskusi dengan
pasien maupun tim tele ICU. Informasi klinis merupakan status pasien
hasil dari pengkajian yang sesuai standar yang telah ditetapkan. Tele ICU
merupakan salah satu sarana transmisi dari semua informasi yang ada di ICU. Meskipun
dalam struktur organisasi bervariasi diantara staf ICU, struktur dasar terdiri
dari pusat komunikasi utama, atau “pusat komando,” dengan kecepatan tinggi,
koneksi stabil ke beberapa remote ICU. Pusat komando dikelola oleh dokter
perawatan kritis, Extenders dokter, perawat perawatan kritis, dan / atau
dukungan personel administrasi. Pada beberapa tele-ICU pusat, seorang apoteker
perawatan kritis menyediakan farmasi ICU. Setiap workstation tele-ICU terdiri
dari layar monitor ganda, memungkinkan dokter akses ke data yang tepat ,
termasuk memantau data disamping tempat tidur, hasil laboratorium, radiografi,
keperawatan dan lembaran terapi, pernafasan aliran, parameter ventilator,
dokumentasi medis, dan vital signs. Tele-ICU pembulatan diprioritaskan
berdasarkan tingkat ketajaman, dengan pasien ketajaman tertinggi dinilai
setidaknya per jam, dan pasien ketajaman rendah terakhir kurang frequently.6
alat Audiovisual digabung dengan sumber daya pendukung keputusan, termasuk
real-time sistem peringatan otomatis yang menyoroti kelainan dan tren dalam
penelitian laboratorium dan fisiologis parameter (misalnya, tanda-tanda vital,
produksi urine, fungsi ginjal). Peringatan ditinjau oleh tele-ICU klinis Tele-ICU
dapat digunakan sebagai ronde dengan tim kesehatan yang lain sebagai upaya
diskusi, kolaborasi, dan konsultasi. Peran dapat berupa diskusi dan konsultasi
untuk pengambilan keputusan, walaupun berpeluang menimbulkan stress. Ronde yang
dimaksud bersifat virtual ronde yang dilakukan secara rutin dengan melibatkan
dokter dan perawat dengan frekuensi tergantung kebutuhan pasien. Kamera
digunakan selama 30 menit untuk pengkajian tele-ICU yang dimulai diawal shift
atas permintaan tim ICU untuk mengidentifikasi perubahan kondisi pasien. Status
pasien meliputi : tanda vital 1 – 4 jam terakhir, konfigurasi waveform pasien
berkaitan dengan alarm, hasil laboratorium terbaru, dokumentasi keperawatan,
advise medis, rencana perawatan terbaru, serta pemeriksaan penunjang lain
seperti radiologi dan diagnostic
Salah satu penerapan telemedicine dari tele
ICU adalah Sophisticated Alert System. Dimana system ini akan memberitahukan
perubahan kondisi pasien sehingga petugas kesehatan di ruang ICU dapat
memberikan intervensi dan tindakan preventif sesegera mungkin dalam menghadapi
periode kritis pasien. Peralatan dari system ini terdiri dari kamera resolusi
tinggi, mikropon, dan speaker yang dipasang pada setiap ruang pasien ICU.
Sistem ini memiliki monitor 1 arah atau 2 arah, memiliki kemampuan mengkaji
secara video/audio dan komunikasi secara bedside dengan tim perawatan.
Tehnologi Tele-ICU bersifat komplek dengan desain yang bertujuan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi. Pengembangan tele-ICU membutuhkan peran tenaga
profesional yang memiliki pandangan kedepan dalam perkembangan tehnologi.
Diharapkan petugas kesehtan mampu beradaptasi dan berperan, serta adanya rasa
membutuhkan tehnologi baru untuk pengelolaan pasien secara efisien. Tele-ICU
merupakan bagian tele-nursing yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perkembangan
ketrampilan perawat sehingga dapat bekerjasama dengan profesi kesehatan lainnya
dalam pengembangan kegitan pelayanan kesehatan yang inovatif.
Kesimpulan
Penerapan tele ICU dalam proses pelayanan
kesehatan di Rumah sakit membutuhkan dukungan baik biaya, waktu serta
ketrampilan khusus personil. Karena itu perlu kajian dan pertimbangan yang
matang dalam mengaplikasikan kemajuan tekhnologi ini sehingga penerapan system
ini dapat lebih optimal dalam mencapai tujuan pelayanan intensif yaitu
menurunkan angka kematian dan kesakitan. Penerapan dan aplikasi dari tele-ICU
bukan untuk menggantikan peran perawat atau petugas kesehatan ruangan ICU,
tetapi lebih pada peningkatan patient safety yang merupakan pencapaian standar
pelayanan di rumah sakit. Tele-ICU berperan sebagai pemberi informasi terhadap
kondisi pasien yang dipantau serta dimonitor oleh system, sehingga petugas
ruang ICU lebih cepat tanggap dalam memberikan tindakan serta asuhan terbaik di
ICU serta sarana kolaborasi petugas dengan tim kesehatan lainnya.
Rekomendasi
Sebagai salah satu pemanfaatan kemajuan
tekhnologi informatika dibidang kesehatan, penerapan TeleICU perlu dipahami
oleh semua petugas yang terlibat dalam penggunaan teknologi ini sehingga
efektifitas dan manfaat teknologi ini dapat didiaplikasikan dalam tatanan
pelayan kesehatan khusunsya ruang Intensif. Penerapan TeleICU yang berbasis
teknologi membutuhkan ketrampilan khusus dalam penggunaanya, sehingga
diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan yang baik dalam
menggunakan teknologi ini. Serta sumber daya manusia yang masih minim dalam
pelayanan ICU merupakan tantangan terbesar dalam penerapan aplikasi tele ICU.
Sehingga perlu analisa yang tepat terhadap penerapan teleICU di pelayanan
intensif.
Referensi
Brian. A Rosenfeld. Et all (2000). Intensive
Care Unit telemedicine : Alternate paradigm for providing continous intensivist
care. Crit Care Med. Vol 20 No 12.
Ernesater, A. et all (2009). Telenurses’
Experience of Working with Computerized Decision Support : Supporting, Inhibiting,
and Quality Improving. Journal of Advance Nursing, 65, 1074-1083.
Goran, S.F. (2010). A Second Set Of Eyes : An
Introduction to Tele-ICU. Critical Care Nurse, 30, 46-55.
Jones, C.R. et all (2008). Networking
Learning a Relational Approach Weak and Strong Ties. Journal of Computer
Assisted Learning, 24, 90-102.
Joseph Cummings, PhD. et all (2007). Intensive Care Unit
Telemedicine: Review and Consensus Recommendations. American Journal of
Medicine Quality. 22;239
Reza Shahpori. et all ( 2011). Telemedicine
in the intensive care unit environment— A survey of the attitudes and
perspectives of critical care clinicians. Journal of Critical Care, 26,
328.e9–328.e15
Snooks, H.A. et all (2008). Real Nursing? The
development of Telenursing. Journal of Advance
Nursing, 61, 631-640.
Susan F. Goran, RN, MSN, (2010).A Second Set
of Eyes: An Introduction to Tele-ICU. Journal of Critical Care Nurse.
Vol 30, No. 4, Agustus 2010
Tschirch, P. et all (2006). Nursing in
Tele-Mental Health. Journal of Psychosocial Nursing, 44, 20-27.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar