Halaman

Sabtu, 15 Juni 2013


PERAN PERAWAT DALAM MENERAPAN TELE-ICU DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN INTENSIF

Oleh

MISFATRIA NOOR


Abstrak

Tele-ICU bertujuan untuk meningkatkan standar perawatan di ICU yang tujuan akhirnya meningkatkan kesehjateraan pasien. Peningkatan standar dilakukan dengan obsevasi keadaan pasien dan monitoring kinerja perawat ICU yang merupakan bagian dari supervisi. Tele-ICU berperan meningkatkan peran perawat untuk profesi perawat sendiri dan profesi lain dalam bentuk kolaborasi Tele-ICU merupakan tehnologi baru sehingga perlu dikaji, termasuk pengembangannya model staffing, issu yang terintegrasi, kemampua terhadap integrasi keperawatan, dan minat dari area lain. Peran perawat tidak bisa diabaikan karena berperan dari sebagai pengguna sampai pengembangan tele-ICU. Meningkatnya intensitas pekerjaan bagi staff di ruang pelayan ICU menuntut adanya suatu pengembangan teknologi kesehataan yang membantu dan memudahkan pekerjaan . Harapan terhadap hasil pelayanan yang terbaik untuk dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan dalam pelayanan perawatan merupakan tujuan yang akan dicapai. Banyak lembaga pelayanan di ICU mengalami kekurangan tenaga, sumber daya keuangan serta semakin kompleksnya masalah yang dihadapi petugas dan pasien dikembangkanlah suatu metode pelayanan yang efektif dengan pemanfaatan kemajuan teknolgi. Salah satu pemanfaatan kemajuan tersebut adalah Tele-ICU. Dimana Tele-ICU adalah menggunakan teknologi informasi (TI) dan pendekatan baru untuk komunikasi dan alur kerja berbasis populasi ditatanan pelayanan ICU. Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi cara manusia dalam melakukan kegiatan dunia kesehatan. Tulisan ini memaparkan bagaimana kemajuan IT bisa digunakan untuk konsep teleICU. Namun keterbatasan teknologi hardware, software maupun bandwidth mempengaruhi perkembangan teleICU di Indonesia.

Kata Kunci : tele-ICU, keperawatan intensif

Latar Belakang

Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu untuk di kembangkan yang bertujuan memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversibel, memberikan asuhan pada pasien yang memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan umum memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian yang dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis  Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa ataupun yang potensial. ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. Dalam 3 dekade terakhir, permintaan untuk layanan ICU di Amerika Serikat telah meningkat. Harapan hidup rata-rata meningkat, dengan perkiraan bahwa penduduk AS di atas usia 65 tahun akan meningkat sebesar 50% pada tahun 2020, dan 100% di 2030. Sebagai usia rata-rata peningkatan populasi dan kompleksitas kemajuan penyakit kronis, permintaan untuk jasa perawatan kritis diperkirakan akan terus tumbuh secara proporsional

Tele-ICU merupakan salah suatu metode pelayanan yang menerapkan kemajuan berbasis teknologi informasi dibidang pelayanan kesehatan. Dimana penerapan dari Tele – ICU bertujuan untuk meningkatkan standar perawatan yang akhirnya akan meningkatkan kesehjateraan klien yang mendapat pelayanan di ruang ICU . Penerapan Tele – ICU dalam pelayanan kesehatan diharapkan akan meningkatkan peran perawat dan profesi lain dalam melakukan observasi serta peningkatan standar pelayan keperawatan yang dilakukan.. Inovasi tehnologi sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan di ruang ICU yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Seiring dengan bertambahnya kompleksitas masalah di ICU. Salah satu inovasi tekhnologi tersebut adalah penerapan Tele-ICU diruang perawatan intensif. Tele-ICU merupakan salah satu inovasi kemajuan dunia teknologi yang akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ICU seiring dengan bertambahnya tuntutan kemajuan ilmu dunia kedokteran dan keperawatan.

Penerapan Tele –ICU dalam bidang keperawatan bukan berarti akan mengabaikan peran perawat yang sesungguhnya, karena penerapan Tele-ICU yang baik dan benar akan meningkatkan kepuasan dan efektifitas terhadap pelayanan yang diberikan sehingga dituntut peran perawat yang handal sebagai pengguna Tele ICU serta pengembangan lebih lanjut. Tele-ICU awalnya dikenalkan pada tahun 1982 oleh Grundy dan rekan, 10 dengan telemedicine diperkenalkan sebagai on-demand sarana konsultan jaringan perawatan kritis dengan kurangnya intensivists. Tele-ICU telah berkembang menjadi penggunaan pemantauan terus menerus dan berbagi informasi antara samping tempat tidur dan pusat pemantauan, dengan dua arah interaktif audio-video teknologi untuk menghubungkan praktisi perawatan kritis dan pasien. Ada beberapa penyedia tele-ICU, termasuk Philips-VISICU (Andover, MA). Philips-VISICU saat ini memasok tele-ICU infrastruktur teknologi untuk 42 sistem kesehatan, yang meliputi 5.900 tempat tidur (kisaran 28-406 tempat tidur).

Tehnologi sistem informasi terbaru yang digunakan di ICU adalah Tele-ICU. secara definisi tele mengandung makna seperti tele-health, tele-nursing, atau tele-medicine, tetapi secara konsep sama. Tele-medicine didefinisikan sebagai seperangkat peralatan yang digunakan untuk informasi medis via komunikasi elektronik untuk meningkatkan status kesehatan dan bukan merupakan suatu pendekatan perawatan pasien. Tele-health merupakan tehnologi yang menggunakan peralatan komunikasi yang dikembangkan secara ahli di bidang medis, kualitas tinggi, komunikasi audiovisual dua arah yang memungkinkan antara provider dan pasien. Tele-nursing digambarkan sebagai penggunaan tehnologi komnikasi oleh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Sebelum pengembangan teleICU, selama ini perawat telah menggunakan teknologi tele-komunikasi dalam perawatan kesehatan seperti menggunakan telepon dalam pelaporan kondisi dan status pasien. Dalam proses keperawatan perawat menggunakan peralatan untuk manajemen kasus, pendidikan pasien,dan intervensi krisis. Informasi dalam keadaan darurat membutuhkan proses seperti kreasi, retrieval, filter, dan organisasi yang secara otomatis ditampilkan dalam kondisi klinis yang tepat, dan waktu yang tepat. Untuk aktifitas kegiatan pelayanan tersebut maka dikembangkanlah suatu system yang efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan pada pasien di ICU. Salah satunya adalah teleICU yang merupakan salah satu penerapan tekhnolgi yang berbasis IT. Terpapar lingkungan ICU yang terus menerus bagi perawat akan menyebabkan kelelahan, dan kehilangan konsentrasi sehingga dapat menimbulkan kesalahan yang membahayakan keselamatan pasien. Kadangkala perawat di ICU tidak hanya mengelola satu pasien, tetapi pasien lain juga membutuhkan perhatian yang tinggi dan segera. Perawatan intensif membutuhkan perpindahan yang cepat dimana membutuhkan peralatan yang memberikan informasi untuk merencanakan perkembangan pasien, desain proses keperawatan, dan lingkungan fisik dimana membutuhkan cara yang berbeda dibandingkan metode tradisional.

Pengembangan tele-ICU membutuhkan peran perawat profesional yang memiliki kemampuan yang baik dalam menerima perkembangang kemajuan teknologi dibidang kesehatan, Sehingga perawat diharapkan mampu beradaptasi dengan kemajuan tersebut dan mampu meningkatkan ilmu dan ketrampilannya. Dengan pemanfaatan kemajuan tekhnologi tersebut akan meningkatkan jumlah pengelolaan pasien secara efisien. Tele-ICU merupakan bagian tele-nursing yang mempunyai peluang dalam meningkatkan perkembangan ketrampilan dimana perawat dapat memainkan perannya dengan tenaga medis lain. Penerapan tele ICU merupakan implikasi dari teknologi telemedicine dalam perawatan pasien ICU. Sistem tehnologi ini terdiri dari berbagai vendor, komponen hardware yang spesifik dan sofware serta gabungan antara tele-ICU dan tim perawatan. Tim Tele-ICU membutuhkan akses yang sama dengan tim perawatan untuk berbagai elemen data yang berhubungan dengan pasien (seperti : tanda vital, hasil laboratorium, radiologi, terapi, dan advise) untuk mendapatkan status pasien yang akurat dan identifikasi yang aktual maupun potensial berkaitan dengan issu-issu perawatan pasien

Tehnologi tele-ICU bersifat relatif dari satu sistem terhadap sistem lain, program staffing diperlukan untuk kebutuhan rumah sakit menjalankan sistem yang membutuhkan sumber daya. Tele-ICU beroperasi selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu dan saat staff intensive care bisa melakukan kontak dengan intensitivist selama 15 – 20 jam setiap hari. Tele-ICU merupakan suatu mata kedua yang mendukung kelangsungan klinis. Tele-ICU dengan kolaborasi tim perawatan ICU (baik perawat maupun dokter) akan mendukung perawatan tanpa adanya distraksi dan tenaga pelayanan akan mampu melakukan tindakan dalam hitungan menit yang akan membawa perubahan. Tele-ICU bukan bermaksud untuk menggantikan perawat klinis yang selalu bertugas disamping pasien, tapi lebih mengarah terhadap peningkatkan standarisasi asuhan keperawatan yang diberikan khususnya pelayanan di ICU.

Penerapan peralatan audio/video berperan sebagai mata dan telinga tim tele-ICU. Kamera dengan resolusi tinggi didukung speaker memungkinkan tim tele-ICU dapat berkomunikasi dengan petugas kesehatan memberikan saran setelah melakukan tindakan, kondisi pasien, dan diskusi dengan pasien maupun tim tele ICU. Informasi klinis merupakan status pasien hasil dari pengkajian yang sesuai standar yang telah ditetapkan. Tele ICU merupakan salah satu sarana transmisi dari semua informasi yang ada di ICU. Meskipun dalam struktur organisasi bervariasi diantara staf ICU, struktur dasar terdiri dari pusat komunikasi utama, atau “pusat komando,” dengan kecepatan tinggi, koneksi stabil ke beberapa remote ICU. Pusat komando dikelola oleh dokter perawatan kritis, Extenders dokter, perawat perawatan kritis, dan / atau dukungan personel administrasi. Pada beberapa tele-ICU pusat, seorang apoteker perawatan kritis menyediakan farmasi ICU. Setiap workstation tele-ICU terdiri dari layar monitor ganda, memungkinkan dokter akses ke data yang tepat , termasuk memantau data disamping tempat tidur, hasil laboratorium, radiografi, keperawatan dan lembaran terapi, pernafasan aliran, parameter ventilator, dokumentasi medis, dan vital signs. Tele-ICU pembulatan diprioritaskan berdasarkan tingkat ketajaman, dengan pasien ketajaman tertinggi dinilai setidaknya per jam, dan pasien ketajaman rendah terakhir kurang frequently.6 alat Audiovisual digabung dengan sumber daya pendukung keputusan, termasuk real-time sistem peringatan otomatis yang menyoroti kelainan dan tren dalam penelitian laboratorium dan fisiologis parameter (misalnya, tanda-tanda vital, produksi urine, fungsi ginjal). Peringatan ditinjau oleh tele-ICU klinis Tele-ICU dapat digunakan sebagai ronde dengan tim kesehatan yang lain sebagai upaya diskusi, kolaborasi, dan konsultasi. Peran dapat berupa diskusi dan konsultasi untuk pengambilan keputusan, walaupun berpeluang menimbulkan stress. Ronde yang dimaksud bersifat virtual ronde yang dilakukan secara rutin dengan melibatkan dokter dan perawat dengan frekuensi tergantung kebutuhan pasien. Kamera digunakan selama 30 menit untuk pengkajian tele-ICU yang dimulai diawal shift atas permintaan tim ICU untuk mengidentifikasi perubahan kondisi pasien. Status pasien meliputi : tanda vital 1 – 4 jam terakhir, konfigurasi waveform pasien berkaitan dengan alarm, hasil laboratorium terbaru, dokumentasi keperawatan, advise medis, rencana perawatan terbaru, serta pemeriksaan penunjang lain seperti radiologi dan diagnostic

Salah satu penerapan telemedicine dari tele ICU adalah Sophisticated Alert System. Dimana system ini akan memberitahukan perubahan kondisi pasien sehingga petugas kesehatan di ruang ICU dapat memberikan intervensi dan tindakan preventif sesegera mungkin dalam menghadapi periode kritis pasien. Peralatan dari system ini terdiri dari kamera resolusi tinggi, mikropon, dan speaker yang dipasang pada setiap ruang pasien ICU. Sistem ini memiliki monitor 1 arah atau 2 arah, memiliki kemampuan mengkaji secara video/audio dan komunikasi secara bedside dengan tim perawatan. Tehnologi Tele-ICU bersifat komplek dengan desain yang bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Pengembangan tele-ICU membutuhkan peran tenaga profesional yang memiliki pandangan kedepan dalam perkembangan tehnologi. Diharapkan petugas kesehtan mampu beradaptasi dan berperan, serta adanya rasa membutuhkan tehnologi baru untuk pengelolaan pasien secara efisien. Tele-ICU merupakan bagian tele-nursing yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perkembangan ketrampilan perawat sehingga dapat bekerjasama dengan profesi kesehatan lainnya dalam pengembangan kegitan pelayanan kesehatan yang inovatif.

Kesimpulan

Penerapan tele ICU dalam proses pelayanan kesehatan di Rumah sakit membutuhkan dukungan baik biaya, waktu serta ketrampilan khusus personil. Karena itu perlu kajian dan pertimbangan yang matang dalam mengaplikasikan kemajuan tekhnologi ini sehingga penerapan system ini dapat lebih optimal dalam mencapai tujuan pelayanan intensif yaitu menurunkan angka kematian dan kesakitan. Penerapan dan aplikasi dari tele-ICU bukan untuk menggantikan peran perawat atau petugas kesehatan ruangan ICU, tetapi lebih pada peningkatan patient safety yang merupakan pencapaian standar pelayanan di rumah sakit. Tele-ICU berperan sebagai pemberi informasi terhadap kondisi pasien yang dipantau serta dimonitor oleh system, sehingga petugas ruang ICU lebih cepat tanggap dalam memberikan tindakan serta asuhan terbaik di ICU serta sarana kolaborasi petugas dengan tim kesehatan lainnya.

Rekomendasi

Sebagai salah satu pemanfaatan kemajuan tekhnologi informatika dibidang kesehatan, penerapan TeleICU perlu dipahami oleh semua petugas yang terlibat dalam penggunaan teknologi ini sehingga efektifitas dan manfaat teknologi ini dapat didiaplikasikan dalam tatanan pelayan kesehatan khusunsya ruang Intensif. Penerapan TeleICU yang berbasis teknologi membutuhkan ketrampilan khusus dalam penggunaanya, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan yang baik dalam menggunakan teknologi ini. Serta sumber daya manusia yang masih minim dalam pelayanan ICU merupakan tantangan terbesar dalam penerapan aplikasi tele ICU. Sehingga perlu analisa yang tepat terhadap penerapan teleICU di pelayanan intensif.

Referensi

Brian. A Rosenfeld. Et all (2000). Intensive Care Unit telemedicine : Alternate paradigm for providing continous intensivist care. Crit Care Med. Vol 20 No 12.

Ernesater, A. et all (2009). Telenurses’ Experience of Working with Computerized Decision Support : Supporting, Inhibiting, and Quality Improving. Journal of Advance Nursing, 65, 1074-1083.

Goran, S.F. (2010). A Second Set Of Eyes : An Introduction to Tele-ICU. Critical Care Nurse, 30, 46-55.

Jones, C.R. et all (2008). Networking Learning a Relational Approach Weak and Strong Ties. Journal of Computer Assisted Learning, 24, 90-102.

Joseph Cummings, PhD. et all (2007). Intensive Care Unit Telemedicine: Review and Consensus Recommendations. American Journal of Medicine Quality. 22;239

Reza Shahpori. et all ( 2011). Telemedicine in the intensive care unit environment— A survey of the attitudes and perspectives of critical care clinicians. Journal of Critical Care, 26, 328.e9–328.e15

Snooks, H.A. et all (2008). Real Nursing? The development of Telenursing. Journal of Advance

Nursing, 61, 631-640.

Susan F. Goran, RN, MSN, (2010).A Second Set of Eyes: An Introduction to Tele-ICU. Journal of Critical Care Nurse. Vol 30, No. 4, Agustus 2010

Tschirch, P. et all (2006). Nursing in Tele-Mental Health. Journal of Psychosocial Nursing, 44, 20-27.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar