Minggu, 24 Maret 2013

CONTOH JURNAL KESEHATAN


HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DENGAN KEJADIAN
TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK BALITA DI BALAI
PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU
AMBARAWA TAHUN 2007
 
                                           Oleh : Erni Murniasih dan Livana
                                                             ABSTRACT
 
Background: Penyakit TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah
 
kesehatan masyarakat. Prevalensi TB paru dari tahun ke tahun di kabupaten Semarang tetap tinggi meskipun strategi penanganan yang diterapkan relative sama, yaitu pencegahan dengan imunisasi. Penemuan penderita dan pengobatan dengan strategi DOT atau pengobatan dengan pengawasan minum obat secara langsung. Pencegahan dengan imunisasi merupakan tindakan mengakibatkan seseorang mempunyai ketahanan tubuh yang lebih baik, sehingga mampu mempertahankan diri terhadap penyakit atau masuknya kuman dari luar. Imunisasi terhadap penyakit TB adalah imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) yang telah diwajibkan di beberapa negara dan direkomendasikan
 
di beberapa negara lainnya. Penyakit TB banyak terjadi pada anak balita di kabupaten Semarang padahal anak balita tersebut sebagian besar sudah divaksinasi BCG. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui hubungan antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru pada anak balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru
Ambarawa. Penelitian ini dilaksanakan tanggla 14 Mei-12 Juni 2007.
 
Methods: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan design
           penelitian studi komparatif yang bersifat Case Control (retrospektif) yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru pada anak balita di Balai Pengobatan Penyakit Paru Ambarawa. Penentuan sampel secara Non Random Sampling jenis sampling jenuh. Subyek penelitian (responden) pada semua anak balita yang sedang menjalani pengobatan di Balai Pengobatan Penyakit Paru Ambarawa. Jumlah
sampel sebanyak 94 responden (47 kasus dan 47 kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuisioner yang berbentuk pertanyaan tertutup yang diberikan kepada orang tua balita yang memenuhi sampel.
 
Result : Hasil uji statistik dengan menggunakan Rasio Odss (Ψ) dengan interval
kepercayaan 95% dan didapatkan hasil OR: 0,489. Hal ini berarti adanya hubungan antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru.Dengan demikian pemberian imunisasi BCG dapat mengurangi resiko terjadinya TB Paru pada anak balita.
 
Kata kunci: Imunisasi BCG, kejadian TB Paru.


Kesimpulan :

         Dari contoh jurnal diatas dapat simpulkan bahwa pertama,
Anak balita yang berobat di Balai Pengobatan Penyakit Paru - paru Ambarawa, sebagian besar responden diberikan imunisasi BCG. kedua,Kejadian Tuberkulosis paru sebagian besar terjadi pada anak yang tidak diberikan imunisasi BCG. Ketiga, Ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pemberian imunisasi BCG dengan kejadian Tuberkulosis Paru pada anak balita. 

 
 
 
 

 

 
 

 

Minggu, 17 Maret 2013

TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN

                 Pada dewasa ini tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan semakin meningkat. Masyarakat semakin tahu apa yang menjadi haknya, masyarakat semakin cerdas karena banyaknya informasi yang dapat diperoleh melalui berbagai media informasi. Disamping itu tingkat pendidikan dan kebudayaan masyarakat semakin tinggi sehingga masyarakat semakin sadar akan harkat dan martabatnya serta sadar akan hak dan kewajibannya.
Kecenderungan tersebut seharusnya menjadi pemicu bagi profesi perawat untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan pada umumnya karena selama 24 jam pasien diasuh oleh perawat sehingga semua data pasien, mulai dari pengkajian, tindakan dan evaluasi perkembangan diketahui oleh perawat. Namun seringkali data tersebut tidak dioptimalkan untuk kepentingan perawat, tapi justru perawat lebih sering mengumpulkan data untuk dipakai profesi lain. Padahal penghargaan dari profesi lain akan muncul saat perawat mampu memanfaatkan informasi pasien untuk melaksanakan praktek keperawatan mandiri maupun kolaboratif.
                  Ada satu tahap penting proses keperawatan yang sering terabaikan yaitu dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan pencatatan semua kegiatan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap pasien. Dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang diperlukan untuk mengembangkan asuhan keperawatan agar lebih berkualitas. Banyak manfaat yang dapat diambil dari dokumentasi keperawatan yang baik, misalnya dokumentasi keperawatan dapat menjadi bukti hukum, akreditasi, pencapaian angka kredit, audit profesi dan informasi bagi manajemen keperawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Namun sayang, dokumentasi keperawatan belum dilaksanakan dengan sepenuh hati.
                 Alasan yang sering kali muncul adalah kurang tenaga sehingga kurang waktu untuk mendokumentasikan asuhan, menulis membutuhkan waktu yang lama karena dokumentasi asuhan keperawatan banyak sekali. Pasien yang mempunyai satu diagnose medis dapat mempunyai beberapa diagnose keperawatan, setiap diagnose keperawatan harus dituliskan lengkap mencakup diagnose, data yang menunjang diagnose, tujuan, intervensi, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan pasien dari waktu ke waktu. Memang banyak sekali yang harus dituliskan, tentunya juga akan membutuhkan banyak waktu.
                  Tapi akankah menyerah begitu saja? Tentu tidak, ada banyak solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya dengan menerapkan teknologi informasi. Saat ini teknologi informasi kesehatan berkembang dengan sangat pesat, bahkan ada beberapa rumah sakit besar/swasta yang telah menerapkan konsep paperless untuk mempercepat komunikasi data serta untuk alasan efektivitas dan efisiensi. Bukan tidak mungkin teknologi informasi diterapkan dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan.
                  Banyak berbagai Rumah Sakit menerapkan teknologi informasi dalam keperawatan, tentunya ini memberikan secercah harapan untuk pengembangan lebih lanjut. Mudah-mudahan tidak berhenti dengan segala hambatan dan tantangan. Bila dikaji lebih jauh, ternyata hampir semua aspek kegiatan keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat diefektifkan dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Suka Duka PerjalananKu Di Esa UngguL


Hello teman-temanku yang ada dimana aja kalian berada, disini saya akan berbagi cerita tentang suka duka saya masuk di dunia keperawatan. Tidak pernah terbersit dalam benak saya untuk kuliah di Fakultas Keperawatan Universitas Esa Unggul. Cita-cita saya sejak duduk di bangku SMA adalah ingin jadi polwan . Namun takdir berkata lain, saat akan menjalani UN SMA sepupu berkata kepada saya kalau sudah masuk IPA dan  kuliah di IPA juga gitu, biar ilmunya bermanfaat ”. Oleh karena itu perkataan sepupu saya tersebut setiap mengikuti ujian masuk Universitas saya selalu memilih keperawatan sebagai pilihan pertama. Pada waktu itu saya mendapat undangan masuk menjadi pramugari namun orangtua saya melarang karena itu tidak sesuai dengan keinginan mereka,

Dari semua ujian mandiri ataupun SNMPTN masuk Universitas Negeri yang saya ikuti tidak ada yang lulus. Setelah itu saya memutuskan untuk mendaftar di universitas swasta yang ada dijakarta yakni di Universitas Esa Unggul dan alhamdulillah saya diterima. Keluarga mendukung apapun yang saya pilih karena keperawatan itu sangat baik. Namun, semua keluarga besar dari orang tua mendukung kalau saya mengambil keperawatan karena prospek kerja kedepannya lebih terjamin karena keperawatan adalah suatu profesi yang sangat mulia dan sangat cocok bagi perempuan.

Saya pun memutuskan untuk mengambil keperawatan. Pada waktu itu Saat pertama kali masuk kampus Fakultas Keperawatan Universitas Esa Unggul yang ada di benak saya adalah pekerjaan seorang perawat adalah hanya mengurus pasien seperti memandikan, mencebokan, dan lain-lain. Namun Ternyata tidak semua pekerjaan perawat seperti itu dan setelah lulus nanti juga bisa memilih profesi lain tidak hanya perawat seperti konsultan kesehatan, dosen, pengusaha, dan lain sebagainya. Oleh karena itu tidak semua pekerjaan perawat itu sulit, akan tetapi asal kita ingin berusaha dan menekuni pekerjaan tersebut pasti akan ada jalan yang terbaik untuk menuju kesuksesan, karena saya baru memulai pembelajaran di dunia keperawatan jadi saya hanya bisa bercerita kalau perawat itu sangatlah berkarakteristik maksudnya banyak teman-teman saya yang sudah sebelumnya mempelajari tentang dunia keperawatan, dan juga banyak teman-teman saya yang kuliah sambil bekerja namun saya bangga bisa bertemu dengan mereka yang sudah bisa memanfaatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan. Dengan di fakultas keperawatanlah yang bisa membuat saya menjadi lebih mandiri, dan lebih berfikir luas.

Saat SPA IP saya 4,0 namun pada saat semester 1 kemarin IP saya mengalami penurunan. Namun semua itu tidak membuat saya menjadi turun , karena dengan penurunan tersebuat membuat saya termotivasi dan  terus belajar, belajar dan belajar untuk bisa menjadikan yang terbaik dan Semakin lama saya menjalani perkuliahan saya merasa semakin tertarik dengan dunia keperawatan dan saya semakin bangga menjadi mahasiswi keperawatan di universitas esa unggul . Karena di keperawatan saya belajar banyak hal, saya dapat belajar memahami psikologis orang, belajar mengenai budaya, belajar mengenai kepribadian, belajar menghargai waktu, belajar menghargai perbedaan, belajar menghargai profesi lain, dan masih banyak lagi. Sangat banyak ilmu yang saya dapat dari kuliah walaupun baru 1 semester saya jalani. Bagi saya perawat adalah profesi yang sangat unik , sangat patut dibanggakan dan pekerjaannya pun sangatlah mulia.

Ini ceritaku masuk dikeperawatan dan apa cerita kamu ? Yuk berbagi disini semoga kalian juga bisa menerapkan apa yang anda jalani saat ini. Sukses for to all my best friends J